1. Definisi
Komunikasi
Definisi
Komunikasi Ditinjau dari etimologi, komunikasi berasal dari kata communicare
yang berarti “membuat sama”. Definisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi
berarti “mengirim pesan”. Menurut (Effendy. 2003: 9) istilah komunikasi
(communication) berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata
communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Berbicara
mengenai definisi komunikasi tidak ada definisi yang salah dan benar secara
absolute. Namun definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada
kalimat “mendiskusikan makna”, ”mengirim pesan” dan ”penyampaian pesan lewat
media”. Apapun istilah yang dipakai, secara umum komunikasi mengandung pengertian
“memberikan informasi, pesan, atau gagasan pada orang lain dengan maksud agar
orang lain tersebut memiliki kesamaan informasi, pesan atau gagasan dengan
pengirim pesan.
2. Konsep
Komunikasi
Konsep
komunikasi menurut John R. Wenburg, William W. Wilmoth dan Kenneth K Sereno dan
Edward M Bodaken terbentuk menjadi 3 tipe: pertama, searah: pemahaman ini
bermula dari pemahaman komunikasi yang berorientasi sumber yaitu semua kegiatan
yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk
membangkitkan respon penerima. Kedua, interaksi: pandangan ini menganggap
komunikasi sebagi proses sebab-akibat, aksi-reaksi yang arahannya bergantian.
Ketiga, transaksi: konsep ini tidak hanya membatasi unsur sengaja atau tidak
sengaja, adanya respon teramati atau tidak teramati namun juga seluruh
transaksi perilaku saat berlangsungnya komunikasi yang lebih cenderung pada
komunikasi berorientasi penerima. Saat dosen memberi kuliah, komunikasi bukan
saja berdasarkan fakta bahwa mahasiswa menafsirkan isi kuliah tetapi juga dosen
menafsirkan perilaku anggukan atau kerutan kening mahasiswa. Jadi, kalau dua
orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka
komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa
yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu
belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti
bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas
bahwa percakapan antara kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila
kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan juga mengerti makna dari
bahan yang dipercakapkan.
Akan
tetapi pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya sangat
fundamental, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung
kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena
kegiatan komunikasi tidak hanya informative, yakni agar orang lain mengerti dan
tahu, tetapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu
paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.
Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan politik
sudah disadari oleh para cendikiawan sejak Aristoteles hanya sekedar berkisar
pada retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke-20 ketika
dunia dirasakan semakin kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknoligi
elektronik, maka para cedikiawan pada abad sekarang menyadari pentingnya
komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu (science).
Menurut Carl I. Hovland, 1953) ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap. Definisi ini menunjukkan bahwa yang dijadikan obyek studi
ilmu komunikasi bukan saja penyampaian
informasi,
melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public
(public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan
peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai
pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah
proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the
behavior of other individuals), akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap
pendapat atau perilaku orang lain apabila komuniksinya itu memang komunikatif
seperti diuraikan di atas. Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat
dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma
yang dikutip oleh Harold Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komuniksi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut: What says
what in which channel to whom with what effect? (Lasswell. 1972).
Paradigma
Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai
jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:
- Komunikator
(communicator, source, sender)
· - Pesan
(message) - Media (channel, media)
· - Komunikan
(communicant, communicate, receiver, recipient)
· - Efek
(effect, impact, influence)
Jadi
berdasarkan paradigma Lasswell tersebut komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek
tertentu. Lasswell menghendaki agar komunikasi dijadikan objek studi ilmiah,
bahkan setiap unsur diteliti secara khusus. Studi mengenai komunikator
dinamakan control analysis; penelitian mengenai pers, radio, televisi, film dan
media lainnya disebut media analysis; penyelidikan mengenai pesan dinamai
content analysis, audience analysis adalah studi khusus tentang komunikan,
sedangkan effect analysis merupakan penelitian mengenai efek atau dampak yang
ditimbulkan oleh komunikasi. Demikian kelengkapan unsur komunikasi menurut
Harold Lasswell yang mutlak harus ada dalam setiap prosesnya.
Download doc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar